Belum ada hasil resmi yang menentukan pemenang pilpres AS. Namun, dua media utama AS sudah meyakini bahwa Donald Trump keluar sebagai pemenang.
Fox News, lembaga penyiaran sayap kanan, dan NBC, lembaga penyiaran sayap kiri, mengatakan mantan presiden itu telah menang atas kandidat Demokrat dan Wakil Presiden Kamala Harris setelah pertarungan yang alot.
Negara bagian pertama yang menyatakan Trump sebagai pemenang adalah Kentucky pada pukul 12 malam waktu Inggris. Negara bagian ini segera diikuti oleh Indiana, West Virginia, Mississippi, Alabama, dan Oklahoma.
Perkembangan selanjutnya juga sebagian besar berpihak kepadanya setelah Florida – negara bagian dengan salah satu jumlah suara tertinggi di Electoral College – mendeklarasikannya sebagai kandidat pemenang satu jam kemudian.
Negara bagian penting lainnya yang dimenangkan Trump termasuk Georgia dan Texas.
Sementara itu Harris mempertahankan basis kuatnya di pesisir timur laut, dengan negara bagian New York dan New Jersey tetap berhaluan biru, sementara Washington, Oregon, dan California di sepanjang pantai barat telah memilih Demokrat.
Beberapa negara bagian yang masih belum mengumumkan hasil mereka termasuk Nevada, Arizona, Wisconsin, Pennsylvania, dan Michigan.
Kampanye Trump, yang membuatnya selamat dari dua upaya pembunuhan, berfokus pada kebijakannya untuk merevitalisasi ekonomi, menghentikan imigrasi ilegal, dan mengakhiri perang global.
Hasil pemilu mencerminkan peluang jajak pendapat dan taruhan pada hari-hari dan minggu-minggu menjelang Hari Pemilihan. Sementara Harris dan Trump hampir 50/50, beberapa jajak pendapat dan pasar taruhan terkini menempatkan kandidat Republik itu unggul tipis di negara-negara medan pertempuran yang kritis.
Meski belum resmi sebagai pemenang, Trump siap menyambut hasil yang akan mengangkatnya lagi ke kursi kekuasaan kedua kalinya. Dilaporkan Trump akan tampil di hadapan para pendukungnya di West Palm Beach, Florida, di mana ia akan menyampaikan pidato untuk waktu yang belum ditentukan.
Pemilu 2024 telah terbentuk menjadi salah satu yang paling ketat dalam sejarah Amerika, dengan ketegangan mencapai puncaknya.
Di Washington, DC, Secret Service memasang pagar setinggi 10 kaki di sekitar Gedung Putih, kediaman Harris di Observatorium Angkatan Laut, dan bangunan penting lainnya. Etalase pertokoan ditutup karena kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan.
Di tempat lain, kotak suara dibakar dan para pemilih terlibat perkelahian dengan petugas pemungutan suara.
Beberapa jam sebelum hasil akhir diumumkan, serangkaian ancaman bom palsu dilontarkan di tempat pemungutan suara di Georgia dan Michigan, dengan FBI membantah rumor bahwa akan terjadi serangan dan menyalahkan Rusia atas ancaman tersebut.
Laporan tersebut kemudian dibantah oleh Kedutaan Besar Rusia di AS, yang menggambarkannya sebagai 'fitnah jahat'.(metro)