close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bus Transjakarta melintas di bawah Halte Transjakarta Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) koridor 13 di Jakarta, Selasa (31/12/2019). Foto Antara/Aprillio Akbar
icon caption
Bus Transjakarta melintas di bawah Halte Transjakarta Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) koridor 13 di Jakarta, Selasa (31/12/2019). Foto Antara/Aprillio Akbar
Nasional
Senin, 16 Maret 2020 20:11

Transportasi umum dibatasi, Jalan MH Thamrin-Blok M macet parah

Menurut Pras, kebijakan tersebut "jauh panggang dari api".
swipe

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait dampak pembatasan operasional transportasi publik di Ibu Kota, malam ini (Senin, 16/3). Dirinya mengecek dari Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat hingga kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

"Jalan protokol malam ini macet parah. Lebih crowded dari pagi tadi," ucapnya saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, beberapa saat lalu, sekitar pukul 19.30.

Untuk menyusuri jalan sepanjang sekitar 10 kilometer tersebut, menurut Pras, sapaannya, bakal "memakan waktu" berjam-jam lamanya. "Bisa dua jam. Mungkin," kata dia.

"Kebanyakan berhentinya daripada jalannya. Bisa 20 kilometer per jam saja, sudah bersyukur," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Dirinya berpendapat, kemacetan tersebut imbas buruknya kalkulasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dalam mengeluarkan kebijakan. Baginya, tak didasarkan kajian komprehensif.

"Minggu kemarin, kan, sudah bertemu pelaku usaha. Seharusnya, kalau mau ada pembatasan transportasi publik, beri waktu sosialisasi. Biar kantor-kantor punya kesempatan dan waktu untuk membuat kebijakan bekerja dari rumah," tuturnya.

Baginya, pembatasan operasional transportasi publik malam membuat warga makin stres. Karena dibebani kemacetan di jalan. Pun menjauhkan cita-cita pemprov dalam menekan penggunaan kendaraan pribadi.

"'Jauh panggang dari api'. Akhirnya, potensi terinfeksi semakin lebar. Apalagi, antrean penumpang Transjakarta dan MRT 'mengular', tadi pagi. Bikin pembatasan interaksi publik enggak efektif," urai Pras.

Anulir Kebijakan
Terpisah, Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, memutuskan menganulir kebijakannya membatasi operasinal transportasi publik. Baik Transjakarta, moda raya terpadu (MRT), maupun lintas raya terpadu (LRT). "Sesuai arahan Bapak Presiden," ucapnya.

Kendati begitu, dia menerangkan, pemprov tetap memberlakukan pembatasan interaksi sosial di fasilitas publik itu. "Artinya, akan ada pembatasan jumlah penumpang per bus dan per gerbong," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta, Syafrin Liputo, melanjutkan, satu rangkaian MRT dengan kapasitas maksimum 1.200 penumpang, nantinya disusutkan. Paling banyak 360 penumpang. Jam operasional kembali seperti sediakala.

"Untuk LRT, juga sama. Akan beroperasi jam 05.00 sampai 23.00. Kemudian, penumpangnya juga dibatasi. Biasanya 270 penumpang per rangkaian. Mulai hari ini, itu kita lakukan pembatasan per rangkaian jadi 80 penumpang," paparnya.

Bus gandeng Transjakarta berkapasitas 150 orang akan menjadi 60 penumpang.  Sedangkan single, 30 penumpang untuk kapasitas 80 orang.

Informasi mutakhir perkembangan Covid-19 di Indonesia bisa dilihat di sini.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan