Kemenangan calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Joe Biden, diyakini akan membawa perubahan pada pola hubungan luar negeri AS dengan Indonesia.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia telah terbiasa hidup dengan Presiden AS, baik dari Partai Demokrat maupun Partai Republik. Pemerintah akan memastikan kemenangan Partai Demokrat bakal memberikan manfaat sebesar-besarnya ke rakyat dan negara Indonesia.
Dengan kemenangan Demokrat, dia memprediksi banyak program kerakyatan yang bisa dijajaki Indonesia dengan AS.
"Beberapa hal positif, biasanya Demokrat sifatnya lebih ke kerakyatan. Jadi untuk aktivitas kerja sama yang sifatnya kerakyatan, terpilihnya Biden lebih baik," kata Budi dalam CEO Networking, Selasa (24/11).
Budi mencontohkan, program kerakyatan seperti Medicare didorong pada era Partai Demokrat berkuasa. Sekedar informasi, Mediacare merupakan program asuransi kesehatan nasional di Amerika Serikat yang dimulai pada tahun 1966 di bawah Administrasi Jaminan Sosial (SSA) dan sekarang dikelola oleh Pusat Layanan Medicare dan Medicaid (CMS).
Oleh karena itu, lanjut Budi, potensi kerja sama di sektor kesehatan dengan fokus ke rakyat berpeluang terbuka besar dengan terpilihnya presiden baru AS.
"Banyak alternatif kerja sama baru yang bisa kita lakukan, asal kita mengerti sifat dari pemerintahan Demokrat yang lebih kerakyatan," tuturnya.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat melakukan kunjungan ke AS minggu lalu, dirinya bertemu dengan beberapa orang dari Partai Demokrat.
Menurutnya, Partai Demokrat tertarik dengan masalah lingkungan. Sekedar mengingatkan, salah satu janji Joe Biden ketika memenangi pemilu adalah mengembalikan AS ke dalam Perjanjian Iklim Paris atau Paris Climate Agreement. Untuk menepati janjinya, Selasa (24/11) Biden menunjuk mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry sebagai diplomat iklim AS.
"Partai Demokrat menyampaikan apresiasi ke Indonesia dan terkejut mendengar Presiden Joko Widodo sudah merencanakan restorasi bakau seluas 630.000 ha lebih di empat tahun ke depan," tuturnya.