Geliat anak muda songsong bonus demografi dengan wirausaha
Indonesia mempunyai waktu tiga belas tahun hingga tahun 2030 untuk mencapai puncak bonus demografi. Saat itu, Indonesia diharapkan bisa lepas dari predikat negara berkembang dan naik kelas menjadi negara maju. Salah satunya ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita penduduknya yakni mendekati US$30.000 pada tahun 2045.
“Jadi ini kesempatan emas kalau kita bisa membuat rakyat kita produktif yang mana kuncinya adalah pendidikan dan kesehatan serta tentu saja kesempatan kerja,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, belum lama ini.
Menurutnya, pemerintah sudah menyiapkan program Kartu Prakerja pada masa pandemi yakni 2020 sampai 2022 untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), produktivitas daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan. Program ini secara inklusif telah diberikan kepada 16,8 juta penerima yang tersebar di 514 kabupaten/kota.
Selain menyiapkan langkah untuk menyambut bonus demografi, pemerintah juga menargetkan minimal gaji pekerja sebesar Rp10 juta tiap bulannya. Airlangga mengatakan hal ini demi mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.
Namun, pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menilai kondisi ini sangat menantang mengingat ketersediaan tenaga kerja masih sangat kurang sementara jumlah angkatan kerja terus meningkat.
“Hal tersebut menyebabkan posisi tawar pekerja tidak tinggi. Bagaimana mungkin mengharapkan gaji minimal Rp10 juta dengan kondisi banyak pekerja mau digaji Rp2 juta. Perusahaan juga melihat pangsa tenaga kerja juga,” ungkapnya.
Di sisi lain, Huda memprediksi akan ada inflasi yang tercipta jika memaksakan upah minimum Rp10 juta. Hal ini tentu akan berdampak buruk kembali bagi pekerja informal yang gajinya hanya Rp1 juta per bulan. “Tentu dampak tersebut harus diperhatikan oleh pemerintah,” tambahnya.
Bonus demografi sendiri berarti penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Sayangnya, Indonesia saat ini menghadapi permasalahan ada banyak pemuda yang merupakan bagian dari penduduk usia produktif, menyandang status sebagai 'pengangguran sejati'. Mengutip laporan Statistik Pemuda Indonesia 2022 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), ada sebanyak 24,28% pemuda (16-30 tahun) yang tergolong ke dalam kriteria NEET (not in employment, education, and training) berdasarkan Sakernas Agustus 2022.
Hal ini mengindikasikan berkurangnya penduduk usia muda sebagai tenaga kerja potensial. Adapun jumlah pemuda Indonesia pada 2022 tercatat sebesar 65,82 juta jiwa atau mencapai 24% dari jumlah total penduduk.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pun mengungkapkan tantangan besar bonus demografi. Di mana pemerintah harus menyediakan setidaknya 3,6 juta lapangan pekerjaan tiap tahunnya yang cukup sulit untuk dipenuhi oleh pemerintah saja.
"Karena kalau mengandalkan pemerintah harus menyiapkan 3,6 juta lapangan kerja per tahun sangat tidak mungkin. Kondisi industri kita belum sebagus negara maju," ujarnya saat menyampaikan orasi ilmiah beberapa waktu lalu.
Karenanya, Menko PMK mendorong anak-anak muda untuk memiliki mental pengusaha demi memanfaatkan bonus demografi. "Pilihan paling rasional yaitu mendorong anak-anak muda untuk terjun ke dunia usaha untuk mandiri. Menjadi employer bukan employee. Itu idealnya," ujar Muhadjir.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan visi Indonesia Emas 2045 bisa tercapai dengan catatan pertumbuhan ekonomi mencapai 6% sampai 7%. Target itu, menurutnya, cukup berat karena salah satunya memanfaatkan bonus demografi yakni lonjakan penduduk usia muda.
"Syaratnya usia muda harus memiliki pekerjaan layak, kalau enggak layak pertumbuhan ekonomi enggak akan lebih tinggi," ungkapnya kepada Alinea.id, Rabu (25/10).
Sayangnya, Tauhid menilai saat ini pekerjaan layak di tanah air masih didominasi sektor informal ketimbang formal. Padahal di banyak negara sektor formal lebih didorong dibandingkan sektor informal. Karena itu, tambahnya, kewirausahaan di Indonesia menjadi strategis untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
"Wirausahanya jadi penting tapi harus menengah yang bisa memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Kalau sekarang sektor informal masih lebih tinggi daripada sektor formal," bebernya.
Apalagi, lanjutnya, meski jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai 64 juta namun rasio kewirausahaan baru mencapai 3,47%. "Masih relatif kecil, agar bisa beri lapangan kerja skalanya harus lebih tinggi, enggak skala mikro. Karena mikro paling hanya bisa menyerap satu atau dua orang. Kita enggak bisa menuju Indonesia Emas kalau enggak banyak serap tenaga kerja," tambah dia.
Anak muda inovatif
Potret anak muda yang terjun berwirausaha di tanah air dan menciptakan lapangan pekerjaan pun tak sedikit. Kiprah anak muda dalam dunia usaha tidak sekadar demi berbisnis namun juga berinovasi. Seperti halnya dilakukan Benny Santoso (27). Pemuda asal Surakarta ini melihat peluang bisnis online dari tempe, makanan fermentasi kedelai yang jamak menjadi lauk pauk di Indonesia. Namun, tidak hanya mengolah tempe sebagai bahan makanan yang bersanding dengan nasi, Benny berinovasi dengan menciptakan camilan tempe sejak tahun 2016.
Awalnya, ia hanya membuat tempe dengan rasa keju untuk tugas akhir kuliah jurusan tata boga di sebuah universitas di Bali. Tak dinyana, camilan itu ternyata digemari oleh tim penguji tugas akhir dan teman-teman di kampusnya.
Dari sinilah, Benny akhirnya memutuskan berbisnis dari ide tersebut. Meskipun ia sempat menjajal profesi juru masak di hotel dan restoran selepas menamatkan kuliahnya sebelum mantap berwirausaha. Inovasi tempe kekinian itu kemudian ia jajal pada 2016 dengan berbagai olahan. Mulai dari kue kering atau cookies, keripik, hingga energy ball.
Lagi-lagi, inovasi ini sangat disukai orang-orang terdekat Benny hingga akhirnya ia terjun berbisnis camilan tempe dengan jenama Tempeman.
“Awalnya, Tempeman membuat camilan kering dari tempe yang laris di pasaran. Agar Tempeman bisa terus relevan dengan perkembangan zaman, kami mencoba mengangkat tempe sebagai kuliner sehat, bergizi dan tetap memenuhi selera kekinian. Tempeman membuat olahan tempe inovatif, seperti cokelat, cookies hingga protein ball beragam rasa,” ujar Benny.
Tak hanya sampai di situ, Benny kembali berinovasi dengan membuat chocolate bar berisi tempe. Bahkan ada pula gelato dengan topping tempe. Untuk memuluskan produk ini, Benny menggandeng sejumlah pihak untuk kolaborasi.
“Tempeman bekerja sama dengan berapa produsen rumahan asal Bali, termasuk HAS Chocolate dan Gelato Secret,” bebernya.
Selain itu, untuk memenuhi suplai bahan baku, Tempeman juga bekerja sama dengan petani lokal asal Grobogan (Jawa Tengah), Pulaki (Bali Utara) hingga Tabanan (Bali). “Kami membeli langsung kedelai mentah dari para petani dengan harga yang lebih tinggi dari harga tengkulak,” tambah Benny.
Geliat inovasi juga dilakukan Gracia Chandra, seorang wanita berusia 31 tahun. Bermula dari hobi meracik essential oils, ia ingin menghasilkan produk yang natural. Terutama untuk perawatan tubuh yang aman bagi keluarga. Karenanya, sejak 2020 lalu ia melahirkan Gracious Project sebagai brand yang memproduksi skincare alami.
“Saat pandemi, banyak orang yang mencari produk perawatan tubuh dan skincare bagi keluarga. Kebetulan saya punya latar belakang sebagai formulator, yang bisa membuat formula untuk bahan kesehatan atau kecantikan, sehingga saya terdorong untuk membuat produk perawatan tubuh dengan bahan natural, salah satunya sabun natural,” ungkap Gracia yang memperoleh predikat certified aromatherapist ini.
Berawal dari coba-coba, ia akhirnya ketagihan membuat sabun dari bahan natural. Apalagi ia memang sangat tertarik dengan dunia aromaterapi. “Waktu tahu ternyata kaitan indera penciuman kita ini begitu lekat dengan emosi/feeling/mood, dan bahkan hampir sama cara kerjanya dengan obat antidepresan yang waktu itu diberikan dokter, aku yang memang sudah punya latar belakang formulasi jelas langsung semangat banget yah cari tahu soal aromatherapy ini, bahkan sampai kuliah lagi biar dapet certification-nya,” bebernya di akun Instagram @graciouso.
Produk perawatan tubuh yang digunakan, tambahnya, dari bahan alami yang dihasilkan petani lokal. Produk yang semula hanya untuk keluarga kecilnya pun akhirnya mulai ditawarkan dan diminati banyak orang. Karenanya, tak hanya menjual produk perawatan tubuh dengan bahan alami, Gracious Project juga mengedukasi masyarakat untuk hidup lebih natural. Salah satunya dengan menjual buku seputar resep dan cara pembuatan produk perawatan tubuh alami, seperti soap bar dan essential oils.
“Gracious Project bekerja sama dengan petani lokal penghasil minyak kelapa atau virgin coconut oil (VCO) di Lombok Utara dan petani lokal minyak calendula di Malang. Ada juga perajin Bali dan Yogyakarta yang memproduksi alat pelengkap, seperti loofah (alat yang terbuat dari gambas untuk membersihkan kotoran pada kulit), serta kapas yang dapat dipakai ulang,” jelas perempuan asal Lombok Barat ini.
Sebagai generasi muda yang inovatif dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal, Gracia memaknai Hari Sumpah Pemuda dengan semangat kolaborasi. “Bagi saya, apa pun yang kita lakukan harus memberi dampak bagi lingkungan sekitar dan memiliki prinsip yang kuat dalam berbisnis. Bahkan dengan berkolaborasi kita dapat maju bersama untuk meningkatkan berbagai potensi hingga menciptakan sesuatu yang inovatif dan dapat dibanggakan masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
Platform digital
Untuk memasarkan produknya, Gracia pun bergabung di marketplace dalam ekosistem GoTo, Tokopedia. Demi mendongkrak penjualan, wanita kelahiran 1992 ini pun memakai berbagai fitur yang ditawarkan aplikasi, seperti TopAds, bebas ongkir, flash sale, dan produk bundling. Ia juga rutin mengikuti kampanye di Tokopedia, salah satunya festival belanja bulanan Waktu Indonesia Belanja (WIB) yang berlangsung setiap tanggal 25 hingga akhir bulan.
“Berkat Tokopedia, produk Gracious Project bisa dijangkau oleh masyarakat, termasuk komunitas pencinta produk skincare alami, di seluruh Indonesia,” tutup Gracia.
Langkah serupa juga diterapkan Tempeman. Benny Santoso yang kian mantap dengan berbagai varian produk pun akhirnya mulai berjualan online di Tokopedia sejak tahun 2020. Hal ini dilakukan seiring dengan anjloknya penjualan offline hingga 40% gara-gara pandemi Covid-19. “Sejak berjualan online di Tokopedia, omzet bulanan UMKM Bali Tempeman bisa mencapai puluhan juta dengan produk paling laris adalah varian cokelat tempe dan cookies tempe rasa keju,” jelas Benny.
Untuk meningkatkan transaksi di Tokopedia, Tempeman juga menggunakan berbagai fitur, seperti flash sale, promo buy 1 get 1, TopAds dan Wawasan Pasar. “Fitur Wawasan Pasar sangat bermanfaat bagi penjual karena kita bisa tahu produk terpopuler yang sedang banyak dicari pembeli di wilayah tertentu. Hal ini membantu kami untuk melakukan riset dan inovasi produk agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar,” jelas Benny.
Menanggapi hari Sumpah Pemuda, Benny menilai sebagai warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan budaya, terutama kuliner di Indonesia, patut mengapresiasi kekayaan budaya yang dimiliki. “Misalnya, dalam menyambut Hari Sumpah Pemuda dan seterusnya, mari kita mendukung produk UMKM Indonesia sehingga harapannya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dan UMKM lokal makin berdaya,” ungkap Benny.
Penjualan di aplikasi e-commerce Tokopedia tidak hanya menguntungkan kedua pemuda ini selaku penjual, namun juga bagi Tokopedia. Pasalnya, berkat kehadiran Gracious Project dan para pelaku usaha lokal misalnya, penjualan berbagai produk perawatan tubuh terus melesat di Tokopedia. Berdasarkan data nasional, kategori produk Perawatan Tubuh di Tokopedia, body lotion, hair conditioner dan hair mask menjadi beberapa produk terlaris di semester I-2023 dibandingkan semester I-2022, dengan rata-rata peningkatan transaksi lebih dari 5 kali lipat.
Adapun berkat Tempeman dan para pelaku usaha makanan dan minuman, Tokopedia mencatat berbagai tren menarik. Di mana kebutuhan sehari-hari atau groceries (seperti makanan dan minuman) menjadi salah satu kategori produk paling laris di Tokopedia selama semester I-2023, baik secara nasional maupun khusus di Bali tempat Tempeman dan Gracious Project berasal.
“Selain itu, khususnya di Bali, produk makanan dan minuman, seperti tahu susu, wortel dan tempe adalah yang paling laris di Tokopedia sepanjang semester I-2023 dibandingkan semester I-2022, dengan rata-rata peningkatan transaksi lebih dari tujuh kali lipat,” kata Kepala Divisi Corporate Affairs Tokopedia, Rizky Juanita Azuz.
Ia menekankan Tokopedia terus memberi panggung seluas-luasnya bagi lebih dari 14 juta penjual, yang hampir 100%-nya UMKM lokal termasuk di antaranya para pemuda, sebagai penggerak roda perekonomian nasional.
“Tokopedia terus membantu pelaku usaha di Indonesia, termasuk para pemuda pelaku UMKM Indonesia, menciptakan peluang tanpa hambatan. Salah satu upayanya adalah inisiatif Hyperlocal. Upaya ini sejalan dengan salah satu komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) GoTo Tiga Nol (Three Zeros), yaitu nol hambatan (Zero Barriers),” bebernya.
Dalam rangka menyambut Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023 mendatang, Tokopedia juga konsisten berkolaborasi dengan para mitra strategis untuk membantu penjual, termasuk pemuda pelaku UMKM lokal. Tujuannya tak lain agar bisa terus meningkatkan daya saing bisnis dengan memperoleh akses terhadap edukasi bisnis online. Mulai dari menghadirkan halaman Pusat Edukasi Seller, Kelas Maju Digital dan Kelas Perempuan Maju Digital, hingga komunitas penjual Keluarga Tokopedia (K-Top).