close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini bersama Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. /Foto Instagram @trirismaharini
icon caption
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini bersama Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. /Foto Instagram @trirismaharini
Politik
Selasa, 12 November 2024 12:38

Menanti tuah Mega untuk Risma-Gus Hans di Pilgub Jatim

Megawati diharapkan bisa mendongkrak elektabilitas Risma-Gus Hans jelang pencoblosan akhir November 2024.
swipe

Ketua Umum PDI-Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri diagendakan mampir ke Surabaya untuk mengkampanyekan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Timur yang diusung PDI-P, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Risma-Gus Hans). Kehadiran Megawati diharapkan mampu menggenjot kinerja mesin politik PDI-P di Pilgub Jatim.

"Megawati merupakan sosok yang masih memiliki basis massa kuat, termasuk di Jawa Timur. Ada beberapa wilayah basis massa PDI-P yang sangat kuat di wilayah Jawa Timur terutama wilayah-wilayah abangan kalau kita mau menggunakan terminologi Geertz," ujar sosiolog dari Universitas Trunojoyo Madura, Iskandar Dzulkarnain kepada Alinea.id, Senin (11/10).

Istilah abangan dicetuskan oleh antropolog Clifford Geertz dalam buku "The Religion of Java". Abangan merupakan golongan penduduk Jawa Muslim yang mempraktikkan Islam dengan berbagi macam aliran seperti Hindu, Buddha dan animisme. 

Secara historis, kelompok abangan lebih cenderung memilih Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada era politik kontemporer, kelompok abangan kebanyakan merupakan konstituen dan simpatisan PDI-P.

"Semisal Blitar, Malang, Surabaya, Kediri. Sosok kharismatik dari Megawati masih memiliki pengaruh yang cukup signifikan untuk mempengaruhi suara di Jawa Timur. Apalagi, semangatnya yang terpatri kuat dalam dirinya untuk memperjuangkan wong cilik dalam setiap slogannya," kata Iskandar.

Hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan tingkat keterpilihan Risma-Gus Hans masih kedodoran di Pilgub Jatim. Sigi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang digelar pada 16-22 Oktober, misalnya, menunjukkan pasangan petahana Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak (Khofifah-Emil) dominan dengan raihan 65,8%. 

Di survei itu, Pasangan Risma-Gus Hans hanya mengoleksi 24,5%, sedangkan pasangan Luluk Hamidah-Lukmanul Khakim jadi yang terbontot dengan elektabilitas sebesar 1%. Survei-survei lainnya juga relatif menemukan komposisi peringkat paslon yang serupa. 

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai kehadiran Megawati di Jawa Timur sangat mungkin memberi efek elektoral pada Risma-Gus Hans. Megawati setidaknya bisa mengimbangi pengaruh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto di Pilgub Jatim. 

"Ketika bicara Megawati, kita bicara soal efek ekor jas yang coba ditularkan Ibu Mega. Saya kira ini bisa berpengaruh di dalam Pilkada Jawa Timur yang sangat kompetitif. Semua variabel-variabel kampanye akan punya dampak," kata Agung kepada Alinea.id, Senin (11/11).

Sebagai pasangan petahana, Khofifah-Emil disokong 16 parpol, baik parpol penghuni DPRD maupun yang nonparlemen. Mayoritas pemegang kursi di DPRD Jatim ialah bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang merepresentasikan arah politik Prabowo dan Jokowi. 

Lebih jauh, Agung berpendapat Risma-Gus Hans tidak cukup hanya berharap limpahan elektoral dari Megawati. Untuk memenangkan pilkada, segala variabel elektoral harus dioptimalkan, termasuk memperkuat ketokohan para kandidat demi menggaet simpati publik. 

"Jadi, semua hal bisa dilakukan, termasuk mengoptimalkan Gus Hans. Selama ini, variabel wakil dianggap tidak memberi elektoral. Padahal wakil juga menentukan kalau dia atraktif dan bergerak ke sana kemari. Itu pasti akan membantu," kata Agung. 
 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan