Pengusaha: Pasar mangga gedong gincu ke Jepang terbuka

CEO PT Minaqu Indonesia Group Ade Wardhana menyampaikan, terus mengupayakan agar mangga Indonesia bisa diekspor ke Jepang. Untuk itu, perusahaannya telah menjadi supporting research pada penelitian keberadaan lalat buah di komoditas mangga.

Pihaknya sejak awal sengaja ikut mendorong penelitian untuk komoditas mangga asal nusantara. Lantaran melihat peluang buah tropis asli nusantara sangat terbuka didistribusikan ke sejumlah negara.

“Pasar mangga gedong gincu terbuka, khususnya ke negara Jepang. Mudah-mudahan ada semacam solusi konstruktif, hubungan antara Kementerian Pertanian dengan supporting dari tim Badan Karantina, Injabar Unpad, para pelaku usaha pertanian, dinas di Sumedang, dan pelaku usaha Indonesia sendiri,” ucapnya, dalam diskusi online, Kamis (8/12).

Dia juga berencana melakukan pertemuan dengan pelaku usaha Jepang pada Januari. Pada kesempatan itu, dia berharap akan menghasilkan berbagai hal positif yang terkait dengan ekspor mangga ke Jepang. Apalagi sebenarnya pelaku usaha Jepang juga sudah sangat berminat melakukan impor mangga tersebut ke negaranya.

"Pengusaha Jepang sudah mau terima finish produk dari mangga, seperti kripik dan itukan relatif lebih mudah untuk impor. Kami berharap kedatangan ke Jepang pada Januari bisa menghasilkan banyak kegiatan yang bisa dieksekusi," tutur dia.

Disinggung mengenai potensi pasar, dia mengaku, ada baiknya terlebih dahulu mendata mangga yang bisa dieskpor secara reguler. Jangan sampai tidak bisa memenuhi komitmen yang telah disampaikan kepada pelaku usaha Jepang. Selain itu, para petani juga harus dapat menjaga kualitas mangga yang diproduksi. Sehingga mitra di Jepang tidak kecewa atas ketidakkonsistenan kualitas mangga yang diekspor.

Jepang memang menjadi negara tujuan eskpor yang sangat potensial. Alasannya, krisis global sedang merambah negara-negara di belahan Eropa maupun Amerika. Untuk saat ini, Jepang belum banyak terdampak dan masih menjadi peluang bagi para eksportir.

Sudah lebih dari satu dekade Indonesia tidak lagi mendaratkan mangga terbaiknya ke Negeri Sakura. Itu lantaran sempat terhalang dengan isu penemuan lalat buah (Bactrocera occipitalis) dalam buah asli tropis tersebut.