Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, saat ini Indonesia sudah memasuki masa bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun sebesar 70,72%.
Bonus demografi bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya struktur umur penduduk yang ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk non-usia kerja kepada penduduk usia kerja.
“Indonesia diperkirakan bisa mencapai 350 juta penduduk. Artinya, kalau sekarang kita 270 juta, kita masih akan melihat jumlah rakyat Indonesia bertambah lagi,” ujar Sri Mulyani dalam acara Mofest 2021, Kamis (18/11).
Ia menjelaskan, kenaikan populasi tentu membutuhkan peningkatan jumlah fasilitas seperti sekolah, rumah sakit, rumah, dan lainnya. Belum lagi setiap aktivitas manusia menghasilkan karbon dioksida (CO2) atau polusi, sehingga dunia semakin berat.
“Ini salah satu tantangan, demografi naik, perubahan iklim (climate change), juga urbanisasi semakin banyak masyarakat yang pergi dan bekerja di perkotaan,” tuturnya.
Penduduk di perkotaan diperkirakan meningkat menjadi 65% pada 2045. Sehingga pembangunan di perkotaan berperan sangat penting dalam meningkatkan daya saing, pertumbuhan ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat.
Kemudian, tren perubahan teknologi ke depan akan didominasi oleh teknologi informasi dan komunikasi, bioteknologi dan rekayasa genetik, kesehatan dan pengobatan, energi terbarukan, wearable devices, otomatisasi dan robotik, serta artificial intelligence.
Ia mengaku sangat senang karena banyak generasi muda mulai dari jenjang mahasiswa, SMA, SMP semakin peduli dengan keuangan negara. “Itu adalah suatu awal kepedulian yang luar biasa penting, karena masyarakat khususnya generasi muda mulai sadar bahwa dunia itu tidak sekedar glundung. Ada suatu sistem yang mendukungnya,” ucapnya.
Sri Mulyani juga berharap generasi muda dapat berkontribusi bagi kemajuan Indonesia ke depan. “Generasi muda akan menjadi jembatan ke depan yang akan memahami bagaimana dunia bekerja. Kalian yang akan melihat Indonesia 100 tahun seperti apa, apakah Indonesia akan menjadi negara ekonomi nomor lima terbesar di dunia, apakah Indonesia akan menghadapi climate change, apakan akan muncul pandemi baru, apakah artificial intelligence akan mengganti kita semua? Itu akan menjadi bagian dari generasi muda,” tutupnya.