Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyambut pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Prabowo Subianto, di NasDem Tower, Jakarta, pada Jumat (22/4). Ia bahkan mengucapkan selamat kepada Prabowo atas kesuksesannya memenangkan kontestasi.
Acara tersebut tampak istimewa lantaran NasDem menyiapkan karpet merah sebelum Prabowo tiba. Karpet merah memanjang dari dalam area gedung hingga gerbang.
Kepada awak media, Surya Paloh menyampaikan, dirinya berhubungan baik dengan Prabowo sejak 40 tahun lalu. Kedekatan tersebut diharapkan langgeng.
"Sangat wajar ketika bagi saya pribadi dan tentunya Bapak Prabowo tetap menginginkan semangat persahabatan yang sudah terbina selama 40 tahun ini bisa terjaga baik," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Prabowo mengajak NasDem bergabung dengan pemerintahannya kelak. Surya Paloh sendiri belum memutuskannya.
"Kita lihat perkembangannya ke depan. Itu 50:50 possibility masih," dalihnya.
Di sisi lain, suasana berbeda ketika Anies Baswedan, calon presiden (capres) yang diusung NasDem, menyambangi NasDem Tower pada hari yang sama, jelang berbuka puasa. Kehadirannya hanya disambut Ketua NasDem, Sugeng Suparwoto.
Anies hanya tersenyum, tak mengucapkan sepatah kata pun kepada awak media di lokasi. Ia bersama Sugeng lantas naik ke atas gedung lewat pintu samping.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, berpendapat, sambutan spesial yang diberikan NasDem kala menyambut Prabowo menunjukkan makna tertentu.
"Karpet merah ini sambutan untuk orang yang spesial. Jelas ini simbol politik. Menariknya, simbol politik itu diberikan oleh NasDem," ujarnya kepada Alinea.id, Sabtu (23/3).
Keuntungan Prabowo
Lebih jauh, Arifki menilai, Prabowo membutuhkan NasDem dalam koalisinya kelak. Setidaknya bisa "melumpuhkan" wacana hak angket kecurangan pemilihan umum (pemilu), yang didorong Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menurutnya, Gerakan angket akan mengempis apabila Prabowo jika sukses merangkul partai politik (parpol) lain pengusung Anies-Muhaimin Iskandar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKS).
Kendati begitu, Arifki belum bisa memastikan apakah NasDem nantinya bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau berada di luar Istana. “Ada kemungkinan NasDem masuk kabinet dan ada ruang untuk tetap oposisi."
Yang jelas, lanjutnya, manuver NasDem pascapilpres dianggap cantik. Sebab, membangun komunikasi dengan Prabowo, tetapi juga mempersilakan Anies-Muhaimin mengajukan sengketa pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK).