Politikus Partai Gerindra yang juga pentolan grup band Dewa 19, Ahmad Dhani Prasetya, menjadi yang paling populer sebagai bakal Calon Walikota Surabaya untuk periode selanjutnya dibandingkan dengan kandidat lain.
Berdasarkan hasil survei, kepopuleran Ahmad Dhani meraup angka sebesar 79,4%. Di posisi kedua ditempati oleh Puti Guntur Soekarno yang merupakan cucu Presiden RI pertama Soekarno sebesar 60,7%. Ketiga Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana yakni 51,2%.
Kemudian, keempat ditempati oleh Adies Kadir 35,2%. Sementara Arzeti Bilbina menempati posisi kelima dengan tingkat kepopuleran sebesar 31,2%. Selanjutnya, untuk popularitas dengan raupan angka sebesar 26,6% ada beberapa nama yang masuk dalam daftar. Itu antara lain tokoh PDI-Perjuangan Surabaya Saleh Ismail Mukadar dan Ketua Muda Mudi Partai Demokrat Jatim, Bayu Airlangga.
Kemudian mantan anggota DPR RI Fandi Utomo mendapat tingkat popularitasnya sebesar 26,8%. Sedangkan popularitas Presiden Persebaya Azrul Ananda mencapai 20,5%.
Menurut peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, kepopuleran Ahmad Dhani tak lepas dari statusnya sebagai artis terkenal. Apalagi masyarakat Surabaya sudah mengenal suami Mulan Jameela tersebut jauh sebelum terjun ke dunia politik.
“Siapa sih orang Surabaya yang tidak kenal sosok Ahmad Dhani,” kata Surokim di Surabaya, Jawa Timur pada (9/1).
Hal senada dikatakan Direktur Utama SSC, Moechtar W Oetomo. Menurutnya, popularitas tergantung masyarakat kenal atau tidaknya. Maka seorang pesohor, dan artis sangat wajar jika mendapat popularitas yang tinggi.
“Tergantung masyarakat kenal tidak atau pernah dengar namanya. Maka selebriti pasti popularitasnya tinggi,” ujar Moechtar.
Moechtar menjelaskan, meski tersangkut perkara hukum, namun itu tak mempengaruhi popularitas Ahmad Dhani. Sebaliknya, lantaran terus diberitakan oleh media membuat Ahmad Dhani justru semakin terkenal.
"Apalagi Bala Dewa di Surabaya banyak. Pasti sudah terkenal," tuturnya.
Survey yang dilaksanakan SSC dilaksanakan sejak 20 Desember 2018 sampai 31 Desember 2018 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya. Riset yang dilakukan menggunakan 1000 responden melalui teknik stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih sebanyak 3,1% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.