Kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di tahun pertama periode kedua tak sanggup memuaskan publik.
Berdasarkan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) pada periode 12-23 Oktober 2020, ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi mencapai 51% atau meningkat dibandingkan survei Juli yang sebesar 33,5%. Sementara kekecewaan terhadap Ma'ruf Amin juga naik menjadi 67% dari sebelumnya 42,5%.
Di sisi lain, pada survei kali ini publik yang mengaku puas masing-masing hanya sebesar 49% dan 33%.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan Jokowi memiliki kesan kerja sendiri alias one man show karena seakan-akan jarang melibatkan Ma'ruf dalam menentukan arah kebijakan.
"Terutama terlihat benar bahwa Ma'ruf Amin seolah-olah banyak tidak terlibat dalam kebijakan-kebijakan, termasuk dalam hal-hal yang sifatnya mengemuka ke publik. Jadi lebih banyak memperlihatkan one man show," ujarnya saat memaparkan hasil survei, Kamis (28/10).
Sementara itu, kepuasan publik terhadap para pembantu Jokowi-Ma'ruf, Menteri Keuangan Sri Mulyani menempati peringkat teratas dengan 61%. Di posisi kedua ada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto 57%, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian 49%, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi 43%.
Dedi mengatakan, dari hasil tersebut menunjukkan Mendagri Tito yang posisinya paling stabil. Sementara untuk Menhan Prabowo mengalami lonjakan karena pada survei sebelumnya persepsi publik terhadap kinerjanya buruk. Namun secara umum, Dedi menyebut sisi kepercayaan publik kepada kinerja pemerintah menurun.
"Sisi kepercayaan publik kepada pemerintah menurun, tetapi dari sisi orang per orang banyak tokoh-tokoh yang kemudian naik. Contohnya ibu Sri Mulyani sekarang ada di 61%. Di bulan Juli terdapat sosok yang menempati posisi teratas lebih dari 61%," jelasnya.
Menanggapi itu, politikus Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, Mardani Ali Sera, mengaku sedih kepuasan terhadap kinerja Ma'ruf anjlok. Menurutnya, kondisi itu semestinya tidak terjadi karena Ma'ruf dinilai memiliki kapasitas yang memadai.
"Tentu ini catatan, khususnya kepada Pak Jokowi, dengan lebih memerankan Kyai Ma'ruf Amin. Kyai Ma'ruf Amin bukan cuma tokoh yang spesial di kalangan keumatan, tapi buat saya kapasitasnya, integritasnya, sangat sayang kalau tidak dioptimalkan," jelasnya.
Survei IPO berlangsung di seluruh Indonesia. Metode purposive sampling terhadap 170 opinion leader, terdiri dari peneliti universitas, lembaga penelitian mandiri, dan asosiasi ilmuwan sosial atau perguruan tinggi. Untuk survei terhadap massa pemilih nasional dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden dengan margin of error 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.