close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi serangan jantung./Foto Tumisu/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi serangan jantung./Foto Tumisu/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup - Kesehatan
Jumat, 13 September 2024 06:28

Ayah bisa wariskan penyakit jantung pada anak perempuan

Pola makan berkolesterol tinggi pada ayah dapat mengubah RNA (ribonucleic acid/asam ribonukleat) dalam sperma.
swipe

Penyakit kardiovaskular—gangguan jantung dan pembuluh darah yang meliputi penyakit jantung koroner, serebrovaskular, rematik jantung, dan kondisi lainnya—menurut World Health Organization (WHO) merupakan penyebab kematian utama di dunia. Diperkirakan setiap tahun, 17,9 juta jiwa kehilangan nyawa karena penyakit ini.

Empat dari lima kematian akibat penyakit kardiovaskular disebabkan serangan jantung dan stroke, sepertiga dari kematian tersebut terjadi pada orang-orang yang berusia di bawah 70 tahun.

Berdasarkan data dari Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018, menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung, yakni 0.5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.

Di Amerika Serikat, hampir 703.000 orang meninggal dunia pada 2022 akibat penyakit jantung, setara dengan satu dari setiap lima kematian. Faktor risiko terpenting dari penyakit jantung dan stroke, menurut WHO, antara lain pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan tembakau, dan konsumsi alkohol.

Lalu, faktor risiko lingkungan, seperti polusi udara. Di samping itu, ada faktor risiko perilaku individu, seperti peningkatan tekanan darah, peningkatan glukosa darah, peningkatan lipid darah, serta obesitas.

Namun, menurut hasil riset para peneliti dari University of California, Amerika Serikat yang terbit di jurnal JCI Insight (September, 2024), faktor seorang ayah yang memiliki pola makan tak sehat dan tinggi kolesterol pun bisa menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular pada anak perempuan mereka.

“Sebelumnya diperkirakan, sperma hanya menyumbangkan genomnya selama pembuahan,” kata profesor ilmu biomedis di University of California yang merupakan salah seorang penelitim Changcheg Zhou, dikutip dari Science Daily.

“Namun, penelitian terbaru yang kami lakukan telah menunjukkan, paparan lingkungan, termasuk pola makan yang tidak sehat, racun lingkungan, dan stres dapat mengubah RNA (ribonucleic acid/asam ribonukleat) dalam sperma untuk memediasi pewarisan (penyakit kardiovaskular) antargenerasi.”

RNA terdapat di semua sel hidup. Karena strukturnya yang mirip dengan deoxyribonucleic acid (DNA) atau asam deoksiribonekleat, asam nukleat ini penting sebagai fungsi biologis pada organisme hidup dan virus.

“Pria yang berencana punya anak, harus mempertimbangkan mengonsumsi makanan sehat, rendah kolesterol, dan mengurangi faktor penyakit kardiovaskular,” ujar Zhou.

“Faktor-faktor ini tampaknya memengaruhi sperma mereka pada kesehatan keturunan perempuan.”

Penelitian ini difokuskan pada aterosklerosis—penyakit peradangan kronis yang merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular. Pada aterosklerosis, plak, zat lengket yang terdiri dari kolesterol, lemak, dan zat lain dalam darah, terbentuk di dinding arteri. Ketika plak mengeras, arteri akan menyempit, sehingga aliran darah ke tubuh terbatas dan pasokan oksigen ke jaringan organ vital berkurang.

Sperma mengandung banyak molekul RNA non-coding kecil yang penting untuk regulasi gen dan banyak proses respirasi seluler. Saat molekul-molekul tersebut dimodifikasi, fungsinya berubah secara signifikan dalam berbagai proses biologis.

Para peneliti melakukan eksperimen di laboratorium menggunakan tikus. Mereka menemukan, molekul RNA kecil dalam sperma tikus yang diberi diet tinggi kolesterol mengalami perubahan sebagai respons terhadap paparan diet tersebut. Mereka juga menemukan, molekul RNA kecil yang berubah dapat memengaruhi eksresi gen awal dalam sel induk embrionik tikus.

Dalam eksperimen mereka, Zhou dan rekan-rekannya memebrikan makan tikus jantan yang direkayasa secara genetika dengan diet tinggi kolesterol, yang menyebabkan mereka mengalami hiperlipidemia—suatu kelainan yang jika tidak diobat dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Tikus-tikus ini kemudian dikawinkan dengan tikus betina yang diberi diet rendah kolesterol biasa. Hasilnya, keturunan betina ditemukan mengalami peningkatan aterosklerosis dua hingga tiga kali lipat.

Para peneliti belum mengetahui mengapa hanya keturunan perempuan yang terkena penyakit kardiovaskular. Namun, penelitian ini adalah yang pertama mengungkapkan pola perilaku makan tak sehat seorang ayah berpengaruh terhadap penyakit jantung keturunan perempuan.

“Penelitian kami berkontribusi untuk memahami etiologi penyakit kronis yang berasal dari paparan orang tua. Kami berharap temuan kami merangsang penyelidikan tentang dampak paparan ayah terhadap kesehatan kardiovaskular keturunan pada manusia,” kata Zhou dalam Science Daily.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan