Presiden RI yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terang-terangan mengajak warga Jawa Tengah untuk mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah nomor urut 2, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin (Luthfi-Taj).
Ajakan itu terekam dalam video berdurasi lima menit yang diunggah di akun Instagram terverifikasi Ahamd Luthfi, @ahmadluthfi_official, Sabtu (9/11). Dalam video itu, Prabowo tampak bermonolog didampingi Luthfi dan Taj.
"Saya memohon saudara-saudaraku rakyat di Jawa Tengah pada pemilihan di kepala daerah yang datang di Jawa Tengah, saya mohon dengan sangat, berilah suaramu kepada Jenderal Ahmad Luthfi dan Gus Taj Yasin Maimoen," ujar Prabowo.
Prabowo berpendapat Luthfi-Taj merupakan pasangan yang paling tepat untuk memimpin Jateng karena pengalaman dan rekam kinerja mereka. Ia meyakini pemerintah pusat bakal mudah bekerja sama dengan Pemprov Jateng jika Luthfi-Taj menang.
Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bakir Ihsan menilai Prabowo melanggar etika politik lantaran terang-terangan mengampanyekan pasangan Luthfi-Taj. Sebagai presiden, Prabowo semestinya lebih bisa menahan diri.
"Prabowo mestinya menyadari bila loyalitas kepada partai itu berakhir ketika dia menjadi presiden karena sebagai presiden loyalitas dia kepada negara dan bangsa dan semua pihak," kata Bakir kepada Alinea.id, Minggu (10/11).
Sikap Prabowo berbeda dengan yang ditunjukkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Pilgub DKI Jakarta 2017. Meskipun dekat Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok dan PDI-Perjuangan mengusung Ahok, Jokowi tak terang-terangan mengampanyekan pasangan Ahok-Djarot.
Bakir menilai dukungan Prabowo kepada Lutfhi-Taj seolah menafikan eksistensi pasangan Andika Prakasa-Hendrar Prihadi (Andika-Hendi). Sebagai presiden, semestinya Prabowo mengajak masyarakat Jawa Tengah berpartisipasi dalam pemilu untuk memilih sesuai hati nuraninya.
"Dengan begitu, dia menjadi presiden untuk semua golongan. Ini (dukungan Prabowo_ bisa jadi blunder yang memicu perlawanan warga di Jawa Tengah," kata Bakir.
Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kholidul Adib sepakat ajakan Prabowo untuk memilih Luthfi-Taj tak elok. Apalagi, tak jelas apakah Prabowo memposisikan diri sebagai presiden atau Ketua Umum Gerindra saat mengampanyekan pasangan tersebut.
"Ini tidak etis karena beliau sekarang presiden dan pemimpin semua warga negara, bukan hanya pemimpin partai tertentu," kata Kholidul kepada Alinea.id, Minggu (10/11).
Di luar itu, Kholidul berpendapat Prabowo "turun gunung" lantaran pasangan Luthfi-Taj sedang ketar-ketir. Ajakan Prabowo diharapkan mampu membentot simpati pemilih gamang yang jumlahnya masih besar di Jateng.
"Memang kompetisi di Pilgub Jateng sangat sengit dan ketat. Elektabilitas Lutfi Yasin masih stagnan di bawah 50%. Walaupun masih unggul sedikit (di sejumlah survei) dari Andika-Hendi, tetapi waktu sisa 17 hari masih berpeluang dikejar sehingga memang rawan," kata Kholidul.
Survei teranyar yang dirilis Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Andika-Hendi dan Luthfi-Taj bersaing ketat. Andika-Hendi meraup 28,8%, sedangkan Lutfhi-Taj memperoleh 28,1%. Namun, Kompas mencatat masih ada lebih dari 40% swing voters di Pilgub Jateng.
Analis politik Universitas Dipenogoro (Undip) Wahid Abdulrahman menganggap wajar ajakan Prabowo untuk memilih Luthfi-Taj. Selain itu, Prabowo juga tidak mengenakan simbol-simbol kenegaraan saat mengampanyekan Lutfhi-Taj.
"Di luar negeri, wajar bila seorang presiden yang juga pimpinan partai mendukung calonnya di pilkada. Dukungan presiden yang juga ketua umum partai baru bermasalah bila akan disertai pengerahan aparat," kata Wahid kepada Alinea.id, Minggu (10/11).
Sebagai Ketua Umum Gerindra, Prabowo punya kepentingan untuk memastikan calon kepala daerah yang diusung parpolnya menang di pilkada. Kemenangan di Jateng juga penting direbut untuk memastikan tak ada calon penantang Prabowo di Pilpres 2024 yang lahir dari provinsi itu.
"Karena PDI-P itu kandang banteng dan salah satu daerah strategis untuk pilpres. Selain itu, di Jawa Tengah juga banyak investasi dan proyek strategis nasional (PSN) yang harus diamankan," kata Wahid.