Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akhirnya mengakui bahwa serangan terhadap perangkat komunikasi terutama pager para pejuang Hizbullah dilakukan melalui persetujuannya. Ini adalah pertama kalinya Israel mengakui keterlibatannya dalam insiden pada September itu.
Hizbullah sebelumnya menyalahkan musuh bebuyutannya atas ledakan yang memberikan pukulan telak bagi kelompok militan yang didukung Iran tersebut, dan bersumpah akan membalas dendam.
"Netanyahu mengonfirmasi pada hari Minggu bahwa ia menyetujui operasi pager di Lebanon," kata juru bicaranya Omer Dostri kepada AFP tentang serangan tersebut.
Perangkat genggam yang digunakan oleh para operator Hizbullah meledak dua hari berturut-turut di supermarket, di jalan-jalan, dan di pemakaman pada pertengahan September.
Ledakan pada perangkat itu menewaskan hampir 40 orang dan melukai hampir 3.000 orang, dan mendahului operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Lebanon.
Hizbullah memulai serangan intensitas rendah terhadap Israel untuk mendukung Hamas setelah serangan sekutunya pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang Gaza.
Serangan telah meningkat sejak perang pecah di Lebanon pada akhir September, ketika Israel meningkatkan kampanye udaranya terhadap Hizbullah dan kemudian mengirim pasukan darat ke Lebanon selatan.(Reuters,malaymail)