close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Foto: Pixabay
Pemilu
Selasa, 30 Januari 2024 09:04

Anies siapkan perubahan bidang diplomasi agar tak sekadar transaksional

"Butuh kerja sama seluruh negara di dunia, semua harus berkontribusi, dan Indonesia harus ada di dalamnya."
swipe

Co-kapten Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin), Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong, menyatakan, Anies-Muhaimin sedang mengimplementasikan perubahan dalam bidang diplomasi. Ini lantaran saat ini di kancah internasional terjadi pergeseran nilai atau norma sehingga pendekatan diplomasi hanya berupa transaksional berdasar hitungan untung rugi.

"Diplomasi kini bergeser bukan berbasis nilai dan norma-norma, nurani. Untuk mengambil pendekatan itu harus tahu dulu apa nilai atau norma kita. Prinsip pertama Pak Anies dalam diplomasi adalah lebih menjunjung tinggi nyawa manusia di atas segala-galanya," ujar Lembong dalam acara peluncuran buku "Anies Baswedan The Rising Star" karya relawan Anies Baswedan, Samsul Muarif, di Markas Timnas Amin, Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2024).

Menurut Lembong, jika ada benturan antara nyawa dan industri misalnya, maka yang harus mengalah adalah industri. 

"Contoh polusi, bisa merusak atau meghilangkan nyawa itu sudah gak benar dan itu melanggar nilai yang kita junjung bahwa nyawa di atas segala-galanya,” jelas Lembong. "Ini sebenarnya sesuai Sila Kedua Pancasila."

Lembong melanjutkan, prinsip kedua yang akan diterapkan Anies adalah keadilan. Hal ini sejalan dengan asas keadilan pada Sila Kelima Pancasila. 

"Misalnya Ukrania diserang Rusia itu bisa disebut adil atau tidak atau apakah itu sesuai dengan norma atau nilai kita pegang? Atau penindasan rakyat Palestina oleh Israel selama puluhan tahun, apakah itu adil, apa itu fair? Prinsip itu yang dipegang teguh Pak Anies dalam semua formulasi kebijakannya," tegas Lembong. "Kompas moral itu paling utama."

Kemudian Lembong menggarisbawahi kira kira apa konsekuensi bagi Indonesia dalam konflik Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Indonesia, sambung dia, tak berpihak pada Tiongkok dan tidak pula berpihak pada AS. "Tapi sekurang-kurangnya kita konsisten berpegang pada prinsip teguh pada nilai nilai kita, mungkin tidak sempurna untuk solusi, tapi bila memang harus kompromi, kita tak pernah lupa tujuan jangka panjang kita ke mana," ujarnya. 

Lembong menambahkan, Anies paham internasionalisme itu sangat penting dan dari dulu sudah penting. "Mengutip dari Presiden pertama RI, Soekarno, beliau mengatakan bahwa nasionalisme tidak subur jika tidak hidup di dalam taman sari internasionalisme. Sebaliknya internasionalisme tidak dapat subur jika tidak berakar pada bumi nasionalisme. Jadi kedua-keduanya penting." 

Kondisi saat ini, Lembong melanjutkan, semakin genting dan memerlukan kerja sama internasional karena tantangan-tantangan seperti krisis iklim dan kesehatan publik, tak bisa diselesaikan bahkan oleh negara adikuasa atau kelompok negara. "Butuh kerja sama seluruh negara di dunia, semua harus berkontribusi, dan Indonesia harus ada di dalamnya," tandas dia.

Sementara itu, peluncuran buku tentang sosok Anies tersebut turut dihadiri jurnalis senior, Saur Hutabarat dan Teguh Santosa. Acara dipandu moderator Teguh Juwarno. 

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan