close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Yudhie Haryono
icon caption
Yudhie Haryono
Kolom
Rabu, 30 Oktober 2019 15:18

Pemuda dan perbudakan modern

Padahal, atas nama kemerdekaan (nasionalisme), para pemuda kita telah menulis empat tujuan pendidikan di Indonesia.
swipe

Di manakah kaum muda dan sumpahnya saat pasar makin inti? Neoliberalisme makin menancapkan kukunya. Materialisme sudah menang. Ujung kehidupan itu uang. SDM Indonesia harus menyesuaikan diri. Rukun kemenangan atas pendidikan kita kini sedang berlangsung, yaitu kuasa internasionalisme atas nasionalisme dan kebijaksanaan tradisional.

Padahal, atas nama kemerdekaan (nasionalisme), para pemuda kita telah menulis empat tujuan pendidikan di Indonesia.

Pertama, pendidikan harus diarahkan dalam rangka memperkuat karakter dan nation building, dan tidak boleh lepas dari akar budaya dan jiwa bangsa, yaitu jati diri nasional, identitas, dan kepribadian bangsa serta tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kedua, melalui pendidikan dan pembudayaan, bangsa Indonesia senantiasa harus berjuang untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia Indonesia berdasarkan pandangan hidup bangsa Indonesia. Setiap perjuangan bangsa harus dijiwai dan dilandasi oleh nilai-nilai fundamental kebangsaan dan kenegaraannya. 

Ketiga, pendidikan nasional Indonesia harus berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung pada Pancasila yang harus ditanamkan pada peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua jenis dan jenjang pendidikan

Keempat. nilai-nilai tersebut tidak hanya mewarnai muatan pelajaran dalam kurikulum, tetapi juga dalam corak pelaksanaan yang ditanamkan tidak hanya pada penguasaan kognitif, tetapi yang lebih penting pencapaian afektif.

Singkatnya, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945 dan pendidikan kita bertujuan untuk memerdekakan, mempersatukan, mendaulatkan, mengadilkan, memandirikan, memartabatkan dan memodernkan kita semua dari dominasi penjajahan apapun dan kapanpun serta di manapun.

Sayangnya, itu hanya ketikan. Sebab agensi, anak didik, dan seluruh potensi kemerdekaan dari matra pendidikan itu telah ditaruh di ketiak pasar.

Atas nama pasar, selaras dengan isu ganti kurikulum k-13 dengan yang baru. Kurikulum baru yang menekankan pada tiga hal utama: soft skill, programmer dan statistik.

Lalu, di mana Pancasila dan pesan-pesan idealistik pendidikan dalam konstitusi? Makin defisit. Yang mengemuka, pendidikan menjadi mesin peternak agensi pasar kerja modern. Hasil didikan yang melayani kuasa kapital dan majikan. Mendesain perbudakan modern dan menikmatinya.

img
Yudhie Haryono
Kolomnis
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan