close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Djoko Setijowarno/dokumentasi pribadi
icon caption
Djoko Setijowarno/dokumentasi pribadi
Kolom
Kamis, 21 Juni 2018 18:25

Jangan mengabaikan keselamatan transportasi air

Pemda belum serius menata transportasi di daerahnya, sehingga ada pengabaian urusan keselamatan dan pelayanan.
swipe

*Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata

Musibah beruntun sektor transportasi laut masa mudik Lebaran 2018 cukup memprihatinkan. 

Setelah kasus kecelakaan speedboat dan kapal laut di Makassar dan Bangka Selatan (Toboali) saat mudik tahun ini jadi perhatian. Terkini adalah tenggelamnya kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo (Kabupaten Samosir) ke Pelabuhan Tigaras (Kabupaten Simalungun). 

Sejak ditetapkan Kawasan Danau Toba menjadi salah satu dari sepuluh daerah tujuan wisata baru, memberi harapan bagi pengusaha kapal motor di Danau Toba untuk berkembang. 

Sayangnya, hingga beberapa waktu belum nampak upaya untuk mengembangkan transportasi perairan di Danau Toba menjadi lebih baik. 

Angkutan sungai dan danau lebih banyak dikelola pemda. Pemda belum serius menata transportasi di daerahnya, sehingga ada pengabaian urusan keselamatan dan pelayanan.

Pemda lebih banyak mengurus dan peduli dengan target Pendapatan Asli Daerah dari usaha angkutan perairan. Jarang ada pemda yang peduli transportasi perairan. 

Padahal standar Keselamatan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan telah diatur dalam Peraturan Menteri 25 tahun 2015.

PM tersebut sudah mengatur SDM, sarana dan lingkungan.  SDM yang dimaksud untuk pengelola pelabuhan, awak angkutan dan pengawas alur. 

Sarananya pada kapal, alur sungai dan pelabuhan. Sedangkan bentuknya berupa pencegahan dan penanggulangan dari kapal dan kegiatan pelabuhan. 

Jika melihat kemampuan APBD dan SDM yang ada, rasanya perlu intervensi pusat (Kemenhub) untuk membantu daerah.

Memang sekarang sudah ada Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) di setiap provinsi, untuk dapat membantu mendata ulang keseluruhan yang meliputi SDM, sarana dan kondisi lingkungan se Indonesia. Oleh karena itu, seharusnya langkah berikutnya yang bisa dilakukan adalah melakukan pemetaan dan penjadwalan aksi. Peningkatan kualitas SDM sangat penting untuk menambah wawasan tentang kelola transportasi perairan yang lebih profesional. 

Pengelolaan transportasi perairan bisa meniru transportasi udara dan perkeretaapian yang sudah lebih dulu maju. 

Keselamatan bukan sekedar ucapan tetapi harus menjadi kebutuhan. Keselamatan adalah utama dalam penyelenggaraan transportasi.

img
Djoko Setijowarno
Kolomnis
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan