close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Warga +62 rawan kena tipu-tipu belanja online akibat FOMO. Foto istimewa
icon caption
Warga +62 rawan kena tipu-tipu belanja online akibat FOMO. Foto istimewa
Sosial dan Gaya Hidup
Rabu, 04 Oktober 2023 09:33

Survei: 4 dari 5 orang berpotensi terkena tipu transaksi online

Sejumlah fakta menarik ditemukan, di antaranya warga Jakarta menjadi jawara korban FOMO.
swipe

Munculnya perilaku fear of missing out (FOMO) di tengah meningkatnya tren belanja online saat ini mendorong PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli/BELI) menganalisanya sebagai salah satu faktor penyebab semakin tingginya ancaman dan risiko penipuan online.

Fakta tersebut muncul melalui eksperimen sosial yang digagas Blibli melalui situs Vomoshop (https://www.vomoshop.com/) yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Asosiasi Ecommerce Indonesia-idEA, para pemilik merek, media massa dan komunitas.

Untuk mengetahui seberapa jauh literasi digital dan kesadaran diri pengguna dalam menjaga keamanan siber saat bertransaksi online, eksperimen sosial ini menyertakan rangkaian mulai iklan digital dengan penawaran harga tidak masuk akal pada situs Vomoshop.com dan mengajak masyarakat untuk checkout dengan informasi transaksi ke rekening pribadi yang tidak resmi.

Adapun, mengingat tujuan eksperimen sosial ini adalah edukasi, situs pun dirancang sedemikian rupa untuk tidak meminta data pribadi pengunjung dan tanpa ada pembayaran yang dilakukan, di mana perjalanan pengunjung ketika checkout berakhir di laman edukasi #IngatVOMO.  

Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan, lebih dari 63.000 visitor merespons dengan mengakses situs. Sejumlah fakta menarik ditemukan, di antaranya warga Jakarta menjadi jawara korban FOMO dan perempuan menjadi yang paling FOMO kala belanja online. Dari segi demografi usia, warga usia 25-34 tahun menjadi yang paling mudah terpancing mengunjungi situs, disusul warga usia 18-24 tahun. 

Dihadapkan pada pilihan checkout produk yang diminati, 4 dari 5 warga ternyata memutuskan checkout belanja, membuktikan mayoritas warga masih rentan terjebak tipu-tipu online akibat FOMO daripada #IngatVOMO.

Yang tak kalah menarik, hasil kolaborasi bersama sebuah akun Instagram bernama @ecommurz, biggest tech workers community mengungkap, sebanyak 1 dari 2 follower yang terpapar konten yang dibagikan kemudian mengunjungi situs Vomoshop dan berujung pada segera checkout produk incaran. Hal ini menunjukkan bahwa tipu-tipu online dapat terjadi pada siapapun, termasuk mereka yang dipandang tech savvy. Lebih jauh lagi, temuan ini mengajak para influencer agar bertanggung jawab mengecek kebenaran konten yang dibagikan kepada pengikutnya. 

Produk yang paling banyak membuat orang khilaf untuk segera checkout adalah barang-barang elektronik rumah tangga, di antaranya TV, vacuum cleaner dan hair dryer kekinian. Disusul dengan produk gaming. Banting harga fantastis menjadi alasan utama warga tergiur untuk checkout, terlihat dari 2 dari 3 visitor tergiur checkout laptop gaming seharga Rp30 juta yang dibanting menjadi Rp8 juta rupiah.

Bahkan tingkat ke-FOMO-an warga melonjak nyaris 80% dengan tambahan info promo berlaku 'cuma hari ini aja' pada materi iklan. Adapun, dari 7% visitor yang lebih berhati-hati mengungkap dua alasan utama mereka mantap tidak checkout, yakni tidak yakin produk yang ditawarkan orisinal dan tokonya dipandang tidak meyakinkan.

Merespons temuan itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemenkominfo RI Septriana Tangkary, mengatakan, melansir penilaian berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM), skor Indonesia pada 2022 sebesar 64,48 dari skala 1-100. Angka tersebut dinilai masih perlu ditingkatkan dan terus menjadi isu nasional yang butuh perhatian dari berbagai pihak.

"Upaya tersebut berguna meningkatkan kesadaran perlindungan dan keamanan data diri, sehingga masyarakat Indonesia bisa lebih cermat dan bijak dalam berbelanja online di era transformasi digital saat ini," kata dia dalam keterangan resminya, Rabu (4/10)

Sementara itu, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata BSSN Edit Prima, menyampaikan, Indonesia sedang menghadapi lonjakan kejahatan siber terlihat dari hampir 1,6 miliar traffic anomalies per Desember 2022 dengan potensi kerugian mencapai Rp 14,2 triliun. Tentunya kejahatan siber ini perlu menjadi perhatian bersama dan perlu sinergi para pelaku industri dalam menangani dan meningkatkan edukasi publik terhadap bahayanya.

Berdasarkan data simulasi Vomoshop, sebanyak 71% korban FOMO sudah mengetahui bahaya transaksi ke rekening pribadi namun tetap dilakukan. Oleh karena itu, sebagai upaya menghentikan sekaligus menangkal risiko menjadi korban penipuan online yang dipicu FOMO, Blibli memiliki sejumlah langkah cerdas yang terangkum dalam kampanye #IngatVOMO, yakni meliputi:

Verifikasi: memilih marketplace terkenal yang diunduh secara resmi melalui Google/App Store dan memiliki rating > 4.

Observasi: selalu baca deskripsi produk dengan detail, pastikan harga ditawarkan wajar, serta memiliki kebijakan purna jual yang jelas juga garansi retur.

Mudah Akses Info: memiliki layanan pelanggan 24/7, dengan kemudahan pemilihan serta lacak pengiriman dan terakhir. 

Ofisial: transaksi pembayaran hanya dilakukan lewat platform, bukan rekening pribadi mitra seller.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan