close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi bendera ISIS. Foto Reuters
icon caption
Ilustrasi bendera ISIS. Foto Reuters
Dunia
Jumat, 04 Februari 2022 11:44

Diserbu AS, pentolan ISIS tewas bersama keluarganya

Pemimpin kelompok ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tewas bunuh diri.
swipe

Pemimpin kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tewas bunuh diri di tengah gempuran pasukan Amerika Serikat. Qurayshi meledekkan dirinya sendiri dan keluarga ketika penggerebekan terjadi di Suriah pekan ini.

Pasukan AS diketahui mengelilingi tempat persembunyiannya setelah terjadi baku tembak.

Dilansir BBC, Jumat (4/2), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, kematian Qurayshi menghilangkan ancaman teroris besar bagi dunia. Para pejabat AS tidak menyebutkan nama wakil ISIS lain yang juga tewas dalam serangan serupa. Kendati demikian, pejabat AS merinci operasi yang telah berbulan-bulan dalam perencanaan. 

ISIS sendiri tidak membuat komentar publik tentang masalah ini.

Beberapa ahli AS mengatakan, kematian Qurayshi akan menjadi pukulan bagi ISIS, tetapi kelompok itu pada akhirnya akan berkumpul kembali. Serangan militer yang menewaskan Qurayshi itu menargetkan sebuah bangunan perumahan tiga lantai di pinggiran kota Atmeh Provinsi Idlib utara dan dekat dengan perbatasan dengan Turki.

Laporan intelijen telah menetapkan bahwa Qurayshi tinggal bersama keluarganya di lantai dua gedung perumahan di Atmeh, tempat dia menjalankan ISIS menggunakan kurir untuk mengirim pesanannya di Suriah dan di tempat lain. Qurayshi dinobatkan menjadi pemimpin ISIS pada 2019 menyusul kematian pendahulunya Abu Bakar al-Baghdadi.

Meskipun kelompok yang terafiliasi dengan teroris itu mengumumkan kenaikannya ke kepemimpinan empat hari setelah kematian Baghdadi pada Oktober lalu, Qurayshi diyakini telah lama mempersiapkan peran itu dan dijauhkan dari medan perang untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

Sementara di Atmeh, Qurayshi diketahui tidak pernah pergi ke luar kecuali untuk mandi di lantai atap. Tidak akan terjadi serangan udara karena penyerangan itu berisiko terhadap masyarakat sipil di sekitarnya. Pejabat senior pemerintahan AS membeberkan, kemungkinan serangan darat dipelajari secara rinci, dengan berbagai skenario dipraktekkan dan penilaian risiko diambil dari situasi di lapangan. Model dibangun dari kompleks perumahan dan insinyur mempelajari kemungkinan bangunan runtuh dalam ledakan.

Sumber-sumber lokal mengatakan, pasukan khusus AS menghadapi perlawanan keras di lapangan, dan mereka mendapat kecaman dari senjata anti-pesawat yang dipasang pada kendaraan. Tembakan terdengar selama dua jam sebelum helikopter pergi.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, pasukan AS dapat mengevakuasi 10 orang dari rumah itu, termasuk delapan anak-anak. 

“Mereka yang tewas dalam serangan itu termasuk salah satu deputi Qurayshi dan istrinya, keduanya telah menembaki pasukan AS,” kata dia. 

Selain itu, Kirby mengatakan, pasukan AS melibatkan sekelompok kecil orang yang mendekati daerah itu selama misi dua jam tersebut.

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan