close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Freepik.
icon caption
Ilustrasi. Foto Freepik.
Bisnis
Rabu, 03 Januari 2024 18:36

Optimisme perekonomian Indonesia 2024

Indikator ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif mencerminkan adanya optimisme pada tahun 2024. 
swipe

Kendati menghadapi gejolak ekonomi global pascapandemi Covid-19 dan ancaman geopolitik, tahun 2023 ditutup dengan perekonomian yang cukup terkendali. Panorama ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif mencerminkan adanya optimisme pada tahun 2024. 

Ekonom PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Myrdal Gunarto memprediksi laju inflasi pada tahun 2024 akan mencapai 2,73%. Angka itu ditopang oleh pemerintah yang menerapkan kebijakan stabilisasi harga komoditas di tahun politik. 

"Imported inflation (inflasi yang berasal dari luar negeri) juga masih dapat terkendali pada tahun ini," ujar Myrdal, dikutip Rabu (3/12). 

Selain itu, bank sentral Amerika Serikat, The Fed dan bank sentral global lainnya, termasuk Bank Indonesia (BI), diperkirakan akan menerapkan relaksasi moneter dengan menurunkan suku bunga acuannya hingga 75 basis poin (bps). Dus, pasar keuangan domestik lebih menarik, baik pasar saham maupun obligasi.

Mata uang negara-negara emerging market seperti Indonesia diduga bakal menguat akibat masuknya dana asing di tengah tahun politik. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diramal mencapai rata-rata Rp15.119 per dolar AS di tahun ini. 

"Adapun imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun dapat mencapai 5,90% pada akhir tahun ini," ujarnya. 

Sementara, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) juga masih relatif rendah yaitu sebesar 0,53% produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2024, didukung oleh surplus perdagangan yang tetap terjaga.

Landai di awal tahun

Myrdal mengatakan tekanan inflasi Indonesia akan mereda pada dua bulan pertama tahun ini, ditopang oleh imported inflation yang terkendali seiring tren turunnya suku bunga global.

Landainya inflasi di awal tahun juga dipengaruhi oleh turunnya harga sebagian besar bahan pangan, harga bensin nonsubsidi, dan tarif angkutan pesawat dibandingkan bulan sebelumnya.

"Pergerakan inflasi pada bulan-bulan awal tahun ini diperkirakan melambat sebesar 0,08% mom (month on month) atau 2,34% secara tahunan (yoy)," ujar Myrdal.

Menurutnya, inflasi Indonesia pada bulan-bulan awal tahun 2024 dipicu oleh penyesuaian harga makanan kemasan, minuman, dan rokok yang terkena dampak penerapan kenaikan cukai oleh pemerintah. Selain itu, siklus kenaikan harga tahunan dan euforia kampanye pemilu presiden dan legislatif juga diramal akan memengaruhi laju inflasi. 

"Inflasi Indonesia akan meningkat secara bertahap saat memasuki periode bulan puasa pada 24 Maret dan mencapai puncaknya saat Idulfitri di bulan April 2024," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indonesia mencapai 2,61% yoy pada 2023, merupakan yang terendah dalam 20 tahun terakhir. Rekor inflasi terendah ini tidak memasukkan periode pandemi 2021. "Laju inflasi ini di bawah perkiraan kami yang sebesar 2,7% yoy"," kata Myrdal. 

Myrdal menyebut rendahnya laju inflasi 2023 ditopang oleh keberhasilan pemerintah dalam menjaga pasokan komoditas nasional khususnya pangan. Pemerintah disebut merespons dengan baik persediaan pangan nasional pada saat kondisi musiman seperti libur lebaran dan akhir tahun, serta gangguan El Nino yang memengaruhi produktivitas pertanian global. Di samping itu, kebijakan kenaikan cukai rokok pada awal tahun masih belum berpengaruh signifikan terhadap tingkat inflasi sepanjang tahun 2023.

Lalu, kuatnya peran pemerintah dalam menjaga stabilitas harga komoditas strategis khususnya bensin Petralite, solar, elpiji 3 kilogram (kg), serta tarif dasar listrik mengakibatkan harga-harga kebutuhan masyarakat bergerak normal. Kondisi ini juga didukung oleh anggaran pemerintah yang solid dalam menjaga inflasi nasional dengan defisit fiskal yang rendah sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65% PDB pada tahun 2023.

"Imported inflation yang terkendali pada tahun 2023 dan didukung oleh kuatnya peran BI dalam menjaga nilai tukar rupiah di tengah gempuran penguatan dolar AS secara global juga menahan laju inflasi," lanjutnya. 

Inflasi 2023 juga dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas energi seperti minyak bumi dan batu bara yang relatif stagnan saat meningkatnya ketegangan geopolitik di Ukraina dan Jalur Gaza. "Hal ini dapat menjadi sinyal permintaan global terhadap komoditas energi relatif turun pada tahun 2023."

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan