close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Krisis kemanusiaan di Yahukimo kian kompleks, dari bencana pangan, teror KKB, hingga isu menolak bantuan pemerintah. Dokumentasi Kemensos
icon caption
Krisis kemanusiaan di Yahukimo kian kompleks, dari bencana pangan, teror KKB, hingga isu menolak bantuan pemerintah. Dokumentasi Kemensos
Daerah
Jumat, 03 November 2023 07:19

Krisis Yahukimo: Bencana pangan, teror KKB, hingga isu tolak bantuan

Krisis kemanusiaan di Yahukimo karena bencana pangan sulit teratasi seiring adanya teror KKB hingga penolakan atas bantuan pemerintah.
swipe

Krisis kemanusiaan di Yahukimo, Papua Pegunungan, yang kompleks menambah beban masyarakat. Selain kasus puluhan orang meninggal karena kelaparan, kondisi diperparah serangan kepada Tim Cadangan Kesehatan (TCK) Emergency Medical Regional Papua oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB), 31 Oktober 2023.

Serangan tersebut terjadi di Puskesmas Amuma, sekitar pukul 10.00 WIT. Akibatnya, lima tenaga medis mengalami luka-luka. Seluruhnya telah dievakuasi dan menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Dekai. 

Sayangnya, Dewan Gereja Papua dilaporkan menolak bantuan yang dikirimkan pemerintah pusat. Padahal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yahukimo menetapkan status tanggap darurat bencana agar penyaluran bantuan dipercepat.

Rumor itu lantas dibantah tokoh pemuda Kristen Papua, Opinus Sogoneap. Ia menyampaikan, informasi dan berita yang berkembang di media sosial tentang penolakan Dewan Gereja Papua tersebut rancu. Dalihnya, tidak mewakili aspirasi gereja-gereja di "Bumi Cenderawasih".

"Tidak semua daerah di tanah Papua menolak kehadiran negara. Tidak semua daerah menolak bantuan yang sifatnya kemanusiaan dari pemerintah," katanya, Kamis (2/11).

Menanti kehadiran negara
Ia menyampaikan, masyarakat Yahukimo masih menanti kehadiran negara untuk menyelesaikan persoalan yang ada. Apalagi, banyak warga yang terpaksa tidak keluar rumah untuk berkebun dan mencari makan karena trauma dengan risiko yang dihadapi di lapangan.

Perputaran uang di Yahukimo juga tidak berjalan lancar karena hanya berpusat di Wamena dan Jayapura. Karenanya, menurut Opinus, bantuan kemanusiaan dari pemerintah masih diperlukan.

"Jika ada suara-suara dari oknum-oknum mengatasnamakan pemimpin gereja di Papua untuk membatasi semua niat baik pemerintah pusat, lalu menyebutkan umat gereja tidak perlu bantuan pemerintah, itu tidak sesuai dengan situasi di jemaat yang sebenarnya," tuturnya.

Usut serangan KKB
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, menerangkan, serangan kepada 5 tenaga medis dari TCK Emergency Medical Regional Papua bermula kita para korban sedang memberikan pelayanan di Puskesmas Distrik Amuma. 

"Para korban mendengar suara teriakan dari atas bukit dan melihat sekelompok KKB yang wajahnya dihitamkan. Kelompok tersebut membawa alat tajam, seperti busur panah, kampak, parang, dan senjata api. Mereka merusak jendela dan pintu kantor Puskesmas Amuma," bebernya.

KKB lantas memerintahkan semua korban keluar puskesmas. Kemudian, memeriksa ponsel, tas, dan kartu identitas.

"Salah satu korban, Adrianus Edwardus Harapan, ketakutan dan mencoba melarikan diri melalui jendela. Namun, dia dikejar dan diserang oleh KKB. Mereka menodongkan senjata api, menganiaya, hingga membacok tangan kiri korban," ungkapnya.

Setelah memeriksa dan memastikan identitas para tenaga kesehatan (nakes), KKB akhirnya melepaskan mereka dan kembali ke hutan. Aparat lantas terjun ke lokasi dan mengevakuasi para korban.

"Saat ini, personel di lapangan tengah melakukan investigasi lebih lanjut dengan mengumpulkan informasi saksi dan bukti-bukti yang ada," ujarnya.

Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, sempat menjenguk para nakes yang menjadi korban di RS Dekai. Ia pun melayangkan kecaman kepada para pelaku.

"Mereka melakukan hal yang keji dan mereka di kutuk. Kejadian ini dipicu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," tegasnya.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan