Berbicara tentang restoran yang legendaris, tentu sudah bukan lagi hanya soal cita rasa sajiannya. Namun, juga memori dan identitas yang melekat pada satu komunitas turun-temurun. Bagi pemiliknya, bisnis itu bukan hanya soal cuan, tapi sejarah yang tak ternilai keluarganya.
Biasanya bisnis makanan yang seperti itu akan terus dipertahankan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sebab itu, pemilik bisnis makanan yang sudah melegenda bakal berupaya untuk terus melayani pelanggan setia mereka.
Itu pun yang diinginkan Lin Youhao, pemilik restoran Hong Sheng di Toa Payoh, Singapura yang sudah berdiri sejak 50 tahun lalu. Persoalannya, kini Lin merasa sudah tak mungkin lagi terus berdagang.
Lin Youhao mengatakan bahwa Restoran Hong Sheng yang menyajikan zi char miliknya itu, akan tutup pada akhir tahun 2024.
Hidangan zi char adalah hidangan khas Tiongkok yang disajikan dalam tradisi makan bersama di meja. Istilah zi char juga merupakan bahasa sehari-hari Singlish yang merujuk pada kedai makanan ekonomis yang menyajikan berbagai hidangan umum dan terjangkau.
Lin Youhao sendiri adalah pemilik kedua restoran yang berdiri di Toa Payoh itu. Ia mengambil alih gerai tersebut sekitar 40 tahun yang lalu, setelah saudara iparnya membukanya pada tahun 1968.
Ia menuturkan kepada 8World bahwa pelanggan memintanya untuk tidak menutup gerai tersebut, dan begitu pula dirinya. Tetapi ia merasa tidak memiliki kekuatan fisik lagi untuk menjalankan bisnis tersebut di usianya yang ke-65.
Hari terakhir operasi Restoran Hong Sheng dilaporkan akan jatuh pada tanggal 29 Desember.
Lin dilaporkan bermaksud untuk menjual bisnisnya, tetapi mengatakan bahwa dia belum mempublikasikannya.
Berlokasi di Blok 203 Toa Payoh Utara, beberapa langkah dari stasiun MRT Braddell, Restoran Hong Sheng menawarkan hidangan zi char seperti ayam terasi, babi asam manis, ikan garoupa goreng, dan banyak lagi.
Kenapa bisnis restoran yang sudah legendaris ini akan ditinggalkan begitu saja oleh Lin dan tidak diwariskan kepada anak-anaknya?
"Kedua anak saya telah lulus dari universitas dan sekarang menjadi profesional," katanya. "Menjalankan kios membutuhkan jam kerja yang panjang dan pekerjaan yang melelahkan. Saya tidak ingin mereka mengambil alih," kata Lin.(asiaone)